Perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19 salah satunya adalah semakin dekat dengan media digital sebagai alat yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi. Masa pandemi Covid-19 dapat menyebabkan perubahan perilaku di tengah masyarakat, kebiasaan individu dalam berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dengan bertemu fisik tidak lagi menjadi prioritas ketika terjadinya wabah atau pandemi saat ini. Transformasi metode berkomunikasi menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk seluruh lapisan masyarakat di dunia. Kegiatan pendidikan yang biasanya dilakukan di lingkungan gedung sekolah bisa dilakukan dengan belajar online. Pekerjaan non-teknis yang biasanya dilakukan di kantor-kantor bisa diganti dengan bekerja dari rumah masing-masing individu secara daring (online). Fenomena sindrom FOMO (Fear of Missing Out) merupakan salah satu fenomena komunikasi intrapersonal dimana seseorang merasakan kekhawatiran, kecemasan, hingga ketakutan ketertinggalan informasi yang beredar di media sosial. Mereka yang mengalami sindrom FOMO (Fear of Missing Out) di media sosial ternyata mengalami pemuasan kebutuhan, mood, dan kepuasan hidup yang rendah dalam kehidupan nyata. Hal ini bisa berbahaya ketika seseorang mengalami FOMO (Fear of Missing Out) akut dimana individu tersebut dapat mengalami masalah identitas diri, kesepian, gambaran diri negatif, perasaan, perasaan terpinggirkan, dan iri hati.
Kecemasan akan ketertinggalan sesuatu, membuat generasi ini sulit untuk mengatakan tidak dan fenomena ini merupakan salah satu faktor mengapa adanya sindrom FOMO (Fear of Missing Out). JOMO (Joy of Missing Out) yang didefinisikan sebagai perasaan kepuasan diri di mana seseorang sudah merasa cukup dengan hidupnya sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang mereka senangi. Mereka yang menerapkan JOMO (Joy of Missing Out) cenderung lebih tenang menjalani hidup tanpa takut melewatkan kesenangan bersama teman-teman. Adanya istilah JOMO (Joy of Missing Out) diharapkan dapat melatih seseorang untuk mengendalikan obsesi yang berlebih, salah satunya dengan membatasi penggunaan media sosial.Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa psikologi, kami menyadari bahwa FOMO (Fear of Missing Out) yang dimiliki seseorang memiliki dampak yang besar sehingga kami ingin menyelenggarakan seminar yang membahas tentang pengertian dari FOMO (Fear of Missing Out), bagaimana cara menginterpretasi FOMO (Fear of Missing Out), dan bagaimana JOMO (Joy of Missing Out) dapat meminimalisir dampak FOMO (Fear of Missing Out).
Guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam bidang cyberpsychology, terutama terkait dengan sindrom yang marak akibat berkembangnya teknologi, yaitu FOMO (fear of missing out), maka Prodi Psikologi bermaksud menyelenggarakan webinar: