Oleh Tahlia (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UBM Kampus Serpong Angkatan 2018) – Pada tanggal 24 Agustus 2021, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia Kampus Serpong mengadakan kegiatan Abdimas di SMA Regina Pacis, Bogor. Kegiatan bertemakan “Journalism Class” ini dilaksanakan pada pukul 14.00 – 15.30 WIB, secara online melalui aplikasi Google Meet dan dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta.
Siswa/i dari kelas XI dan XII diberikan materi mengenai Citizen Journalism oleh Bpk. Ignasius Liliek S., S.Sn., M.I.Kom, selaku dosen dari Prodi Ilmu Komunikasi yang menjadi narasumber di kegiatan tersebut. Pada pembahasan pertama Pak Liliek menjelaskan bahwa berdasarkan perkembangannya, hingga saat ini terdapat 4 era komunikasi yakni; Era Komunikasi Tulisan (media alam seperti Tanah dan Batu), Era Komunikasi Cetak (Surat Kabar dan Majalah), Era Telekomunikasi (Radio dan Telepon) , dan Era Komunikasi Interaktif (Internet).
Media komunikasi tersebut berkembang dikarenakan manusia mulai mempunyai kebutuhan untuk berbagi informasi. Sebelum muncul tulisan, manusia hanya mengandalkan bahasa tubuh ataupun verbal untuk menyebarkan informasi ke masyarakat dari mulut ke mulut. Saat ini, dengan adanya media internet, muncul sebuah tren dalam industri media yang meliputi 2 aspek, yaitu; perangkat keras/produk dari teknologi informasi dan komunikasi sebagai medium yang lebih praktis untuk menyampaikan informasi, serta pergeseran struktur dalam industri media.
Di latar belakangi dengan perkembangan media, Pak Liliek juga menjelaskan bahwa saat ini telah muncul jenis journalisme baru yang disebut Citizen Jurnalism. Internet yang muncul di era komunikasi interaktif telah memberikan kesempatan bagi masyarakat, untuk dapat memproduksi informasi melalui platform media sosial pribadi/bahkan dapat menciptakan medianya sendiri. Jurnalisme warga merupakan bentuk partisipasi aktif dari masyarakat dan memiliki sudut pandang yang berbeda dengan journalisme pada umumnya.
Selain itu, Citizen Journalism atau journalisme warga juga memiliki tantangan bagi masyarakat dikarenakan akurasi berita yang dibuat tidak sebesar akurasi berita dari media mainstream. Sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih berita agar tidak bias informasi. Kemudian banyak juga masyarakat yang kurang mengetahui kaidah penulisan berita atau kode etik jurnalistik sehingga informasi yang tersebar di media dapat saja bersifat lebih sensitif. Lalu, apakah keberadaan Citizen Journalism dapat mengancam media mainstream/ konvensional?
Menurut Rafael Vincent, salah satu siswa di SMA Regina Pacis, keberadaan journalisme warga ini tidak mengganggu atau menjadi saingan bagi media konvensional melainkan dapat membantu pihak media untuk memperoleh informasi atau berita yang lebih banyak lagi. Pernyataan tersebut disetujui oleh Pak Liliek, yang memberikan kesempatan bagi para siswa/i untuk menyampaikan opini atau pendapatnya dalam sesi diskusi, sehingga kegiatan Abdimas dapat berjalan interaktif.
“Universitas Bunda Mulia, Bridging Education To The Real World!”