Oleh Irene Wijaya Hidayat (Mahasiswi Ilmu Komunikasi UBM Kampus Serpong Angkatan 2022) – Senin (21/04), Florencia Karuna Suherman atau yang sering dipanggil dengan panggilan Floren merupakan salah salah satu mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia Kampus Serpong yang berhasil mengukir prestasi sebagai salah satu penulis surat terpilih dari 20 surat yang terpilih oleh panitia pada kompetisi Menulis Surat dari Perempuan untuk Indonesia. Lebih dari 70 peserta mengirimkan surat-surat curahan hati mereka kepada Ibu R.A.Kartini.Lomba menulis surat dengan tema “Kartini: dari Terang Menuju Cahaya” diadakan oleh Komunitas Temu Sejarah Indonesia dengan kolaborasi bersama Golali.id April 2024 lalu.Floren mengungkapkan perasaannya saat menjalani kompetisi tersebut karena saat pengerjaan surat, Floren merasa pikirannya seperti tenggelam dalam menulis karena ia benar-benar harus fokus memikirkan apa yang harus dituliskan serta apa yang mau disampaikan untuk menyemangati seluruh perempuan di Indonesia melalui surat tersebut. Dan saat itulah, Floren merasa keinginan menulisnya terbangun lagi setelah sekian lama.
“Merasa tertantang itu yang membuat saya ketika melihat informasi lombanya. Tema mengenai Ibu R. A Kartini dan isu mengenai masalah kekerasan yang hingga kini masih kerap terjadi pada perempuan-perempuan di Indonesia, itu cukup membuat saya penasaran dan menuangkan pemikiran dan pengalaman saya mengenai isu tersebut. Dan untuk tantangan, tentu saja ada. Tema “Kartini: Dari Terang Menuju Cahaya” membuat saya merenung tentang apa perbedaan terang dan cahaya? Ternyata, Terang itu adalah kondisi yang muncul ketika cahaya itu ada dalam suatu kegelapan pekat. Kesimpulan ini saya dapat setelah mencoba memaknai kondisi yang sangat pelik tersebut.Setelah itu, menulis sebuah surat bagi saya sebenarnya bisa dibilang mudah tapi kenyataannya tidak, karena tulisan dalam surat itu tidak boleh hanya sekedar soal-soal yang teknis tetapi juga harus menempatkan perasaan kita ke dalam surat itu. Walau saya baru mengetahui informasi lomba tersebut hanya dalam waktu H-3 deadline tapi itu tidak mematahkan semangat menulis saya untuk berpartisipasi dalam berkarya, terutama dalam tema Perempuan Indonesia” ujar Floren dalam wawancara terpisah setelah pengumuman hasil lomba tersebut.
Floren juga ingin menyemangati kaum muda, terutama teman-temannya seangkatan yang mungkin masih memiliki kekhawatiran untuk unjuk gigi berbagai bakat mereka.Karena menurut Floren “Bakat itu tidak ada yang memalukan dan kaum muda harus mensyukuri dan mengasahnya agar dapat mengekspresikan bakat tersebut. Ketika teman-teman berani mencoba untuk menunjukkan bakat itu pada dunia, percayalah bukan lagi rasa malu yang tersisa dalam diri tapi teman-teman akan berbangga dan semakin percaya diri sendiri. Namun, jika pada akhirnya teman-teman terpaksa kalah dalam sebuah persaingan atau suatu lomba, justru itu harus disenyumi karena teman-teman telah berjalan satu langkah di depan menuju masa depan yang lebih baik lagi.”
Universitas Bunda Mulia “Bridging Education to the Real world”