Pada tanggal 19 Desember 2015, Ms. Supina, S.ST Par., M.Par menjadi narasumber oleh Indonesia Tourism untuk para anggota Indonesia Tour Leader Association yang berlangsung di Hotel Merlyn Park. Ms Supina membawakan materi mengenai keilmuan pariwisata sebagai akademisi yang juga sebelumnya berkarir dan memiliki latar belakang pendidikan Usaha Perjalanan Wisata. Berbagi ilmu sebanyak-banyaknya kepada berbagai lapisan masyarakat adalah hal yang selalu dilakukan oleh setiap dosen Prodi Hospitality dan Pariwisata.
Berdasarkan seminar tersebut mengemukakan bahwa pariwisata di era digital saat ini bukan lagi merupakan aktivitas ekonomi yang sederhana, tetapi sudah menjadi salah satu industri jasa raksasa dunia yang multidimensi dan berkembang sangat pesat. Bila kita simak catatan UN World Tourism Organization (WTO) pada 1950 jumlah wisman hanya 25 juta. Pada tahun 1980 menjadi 278 juta orang, pada tahun 2000 mencapai 674 juta orang, dan pada tahun 2016 sudah mencapai 1,235 miliar orang. Diperkirakan pada 2018 mencapai 1,8 miliar wisman. Tumbuhnya kelas menengah yang mempunyai daya beli di negara-negara berkembang dan negara Timur Tengah seperti Meksiko, UAE, Vietnam, dan Kuwait memacu pesat pertumbuhan pariwisata global. Ditambah lagi berkembangnya air connectivity dengan model low cost carrier yang sangat kompetitif, merambah keinginan masyarakat berwisata. Belum lagi di era digital dewasa ini tumbuh sangat pesat, informasi tentang destinasi dengan mudah didapat melalui gadget seperti foto dan video di jejaring sosial. Hal ini mempermudah para wisatawan berkunjung ke suatu destinasi.
Lebih dari itu, wisatawan sudah dapat mengatur perjalanannya sendiri melalui booking online dan digital self service lain. Era digital jelas sudah mengubah wajah pariwisata dunia dan tentu Indonesia. Ke depan, peran situs-situs booking diprediksi akan semakin menguat, baik itu terkait transportasi, akomodasi, bahkan sekarang merambah ke tiket-tiket atraksi, objek wisata, tur dengan tawaran harga-harga menarik. Sehingga dengan dukungan teknologi, berbagai sektor industri dapat berkembang lebih baik lagi, termasuk pariwisata yang ditargetkan menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Era digital telah mengubah cara wisatawan yang akan melakukan perjalanan, mulai dari mencari dan melihat informasi (look), memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay). Gaya hidup masyarakat yang bergerak cepat dan bersentuhan langsung dengan internet, menyebabkan model promosi digital kini sangat relevan diaplikasikan demi menumbuhkan citra yang baik.