Oleh Christofel Lukas (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UBM Kampus Serpong Angkatan 2018) – Tanpa disadari, Internet merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi pada masa kini. Dengan segala pengetahuan dan hiburan yang ditawarkan, Internet juga membawa dampak negatif, salah satunya penyebaran informasi yang mudah tanpa diketahui kebenarannya. Informasi semacam ini memiliki julukan “Hoax”. Menanggapi isu ini, Google News Initiative Training Network mengundang mahasiswa Broadcasting Kampus Serpong Angkatan 2017 untuk pintar ber-internet lewat kegiatan half day basics workshop bertajuk “Hoax Busting and Digital Hygiene” yang dilaksanakan pada Sabtu (21/9) di Laboratorium 1, Universitas Bunda Mulia Kampus Serpong.
Dalam kegiatan ini, Google News Initiative Training Network diwakili oleh Rosniawati Fikri selaku wartawan senior Tempo, yang memperkenalkan jenis-jenis hoax mulai dari foto yang berbeda konteks dengan berita sampai informasi viral yang menawarkan imbalan fiktif. “Dari 264 juta populasi masyarakat Indonesia saat ini, ada sekitar 171 juta yang sudah terhubung dalam Internet” ujar Rosniawati. Dalam membawakan materinya, ia didampingi oleh Agung Purwandono selaku wartawan senior KRJogja, yang memperkenalkan mahasiswa pada tools anti-hoax. Hadir pula Arul sebagai wakil Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Mahasiswa dilatih menjadi netizen anti-hoax dengan cara yang unik, mulai dari memeriksa ulang fakta suatu informasi, hingga menggunakan tools dan software untuk melawan hoax. Tanpa kemampuan mengoperasikan tools, hoax dapat dilawan dengan memeriksa ulang berita lewat lebih dari satu sumber yang kredibel. Mahasiswa dihimbau untuk waspada dalam menerima informasi agar tidak mudah percaya hoax. Penggunaan tools digadang-gadang sebagai cara paling efektif (dan seru) dalam melawan hoax. Bagaimana caranya? Dengan “memainkan” tools Google. Baik itu tool berbasis gambar dengan melakukan reverse image search, mencantumkan nama site informasi yang kredibel, memeriksa keberadaan suatu site lewat domainbigdata, dan menggunakan pegman di Google Maps untuk mencari lokasi kejadian berita.
“Efek dari kuliah umum ini kita jadi tahu ya hoax itu seperti apa, kadang kita susah kan bedainnya ini hoax atau bukan. Nah dengan kuliah umum ini kita jadi bisa cari tahu suatu berita ini hoax atau bukan dengan fitur-fitur Google,” papar Christie Carmelia. Ia juga menambahkan “Dapet ilmu baru, kita jadi tahu Google bukan Cuma search engine tapi juga menyediakan fitur-fitur lainnya.”