Keep Exploring.
Oleh Achmad Fauzi (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UBM Serpong Angkatan 2020) – Club Journal Is Me (JIM) Universitas Bunda Mulia kampus Serpong telah berhasil mengadakan pelatihan internal bertajuk “Bincang Virtual Jurnalistik: Di Balik Layar” pada Sabtu, (27/11) pukul 13.00 WIB secara virtual. Acara ini bertujuan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai bagaimana realita kehidupan seorang jurnalis dan produser di dunia kerja.
Acara ini dipandu oleh Chintya Krisadelia dan Rochelle Areta Yovela, serta dihadiri oleh Kho, Gerson Ralph Manuel, BA., M.I.Kom selaku Pembina Club JIM, anggota JIM Ancol dan Serpong, juga beberapa tamu undangan lainnya. Pelatihan ini mengundang bapak John Adja, S.FIL., M.I.Kom selaku Produser Metro TV sebagai narasumber yang membagikan kisah serta pengalamannya mengenai dunia jurnalistik dan produser.
Sesuai dengan tema yang diangkat, Pak John menuturkan bahwa jurnalis dan produser adalah orang-orang yang bekerja keras di balik layar; layaknya tukang bangunan yang akan hilang dan tenggelam saat gedung yang dibangun telah berdiri dengan megah. Bapak John bercerita bahwa ia menjadi jurnalis karena tidak terlalu menyukai hal yang formal. Beliau turut membagikan beberapa pengalamannya selama menjadi jurnalis, salah satu peristiwa yang paling membekas dan menjadi kenangan adalah waktu adanya konflik antar agama di Ambon.
Dalam sesi penyampaian materi, Pak John mengatakan bahwa ia pernah menjadi produser untuk beberapa program acara di Metro TV seperti Mata Najwa dan Kick Andy. Ada tanggung jawab besar yang harus dipegang saat menjadi seorang produser. Di ruangan yang disebut control room beliau melakukan tugasnya untuk memantau jalannya sebuah program acara. Tidak hanya itu, produser juga perlu mengatur kapan iklan dan program harus ditayangkan.
Sesi tanya jawab disambut antusias oleh para peserta, ada begitu banyak pertanyaan yang diajukan kepada Bapak John. Anastasia, salah satu anggota JIM Serpong bertanya mengenai pentingnya pengendalian diri saat menjadi jurnalis. “Sebagai seorang jurnalis, apapun keadaannya kita harus mampu mengatur emosi karena kita membutuhkan informasi dari narasumber. Saya juga belajar untuk mengendalikan diri, kesabaran juga ditempa seiiring berjalannya waktu” tutur Pak John memberikan jawaban.
Ada pula yang bertanya mengenai prospek kerja seorang jurnalis di tengah masa pandemic serta semakin berkembangnya teknologi dan media baru. Dengan sederhana Pak John menjawab bahwa pekerjaan seorang jurnalis tidak akan bisa digantikan oleh robot, manusia akan selalu dibutuhkan dalam proses penulisan dan penyampaian berita.
“Universitas Bunda Mulia, Bridging Education To The Real World!”
Keep Exploring.
360 Virtual Tour
Berita UBM