Keep Exploring.
Apa kamu kenal dengan nama-nama ini: Steven Spielberg, Christopher Nolan, Martin Scorsese, atau nama-nama seperti Joko Anwar, Riri Riza, Mira Lesmana?
Iya! Betul banget, mereka adalah sederetan sutradara terkenal di luar negeri dan Indonesia. Mereka berhasil membuat film dengan cerita, sinematografi, dan penokohan yang sangat menarik sampai-sampai berhasil ditonton jutaan kali.
Tentunya tidak ada istilah “mudah” dalam menciptakan sebuah karya film. Tugas seorang sutradara dalam pembuatan film meliputi pra-produksi, produksi, hingga post-produksi film. Mulai dari pembuatan konsep sampai filmnya siap tayang di bioskop.
Dilansir dari situs karir global indeed.com, seorang sutradara terlibat dalam persetujuan dan manajemen anggaran biaya, casting aktor dan aktris, memilih naskah, kolaborasi dengan aktor dan mengarahkan penampilan mereka, menyelesaikan film tepat waktu, memilih kru film, dan bekerjasama dengan para musisi untuk memilih soundtrack. Banyak ya!
Tapi rupanya, menjadi seorang sutradara bukan hal mustahil! Dalam artikel ini kita akan membahas apa saja yang perlu kamu tahu, kalau ingin menjadi sutradara. Baca sampai selesai ya!
Dari banyaknya hal yang perlu dipelajari, beberapa hal di bawah ini bisa menjadi panduan apa saja yang perlu kamu pahami bila ingin bekerja di industri film.
Semakin familiar kamu terhadap istilah-istilah dalam perfilman, peralatan, dan cara kerjanya, kamu akan semakin siap terjun ke dunia industri. Kamu juga akan semakin paham apa saja peran seorang sutradara di lapangan. Misalnya, di tahap pengembangan kamu akan bekerjasama dengan produser dan storyboard artist ataupun desainer grafis untuk menciptakan visualisasi projectnya. Kemudian di tahap produksi, seorang sutradara bekerjasama dengan DOP (Director of Photography) dan editor untuk memilih adegan.
Berikut ini adalah macam-macam peran dalam proses produksi sebuah film. Seorang sutradara harus mampu bekerjasama dengan orang-orang di bawah ini agar mampu menghasilkan film yang diinginkan.
Melatih skill storytelling adalah salah satu hal penting ketika menjadi sutradara. Hal ini bisa kamu kembangkan dengan menulis naskah secara rutin. Usai menulis naskahmu sendiri, coba minta orang lain membaca dan mengevaluasi hasil kerjamu.
TIPS PENTING : Kamu juga bisa membaca naskah-naskah orang lain lewat situs seperti The Daily Script atau The Internet Movie Script Database.
Ini dia lima langkah untuk jadi seorang sutradara, baca sampai habis ya!
Meski belum banyak pengalaman, yuk coba buat film amatir sendiri. Bila memungkinkan, mulai berinvestasi di peralatan-peralatan yang bagus seperti kamera, lensa, lighting, microphone, dan lain-lain. Kamu juga bisa berkenalan dengan para pembuat film amatir lainnya, barangkali kalian bisa membuat proyek film bersama.
Kuliah di bidang film akan membantu kamu mengumpulkan banyak bekal. Mulai dari ilmu untuk peralatan, story telling, pelatihan teknis agar kamu bisa membuat film yang bagus. Di kampus kamu juga bisa belajar dari dosen-dosen tamu dan praktisi. Contohnya di UBM, mahasiswa pernah belajar langsung dari sutradara terkenal Hanung Bramantyo.
Susun portofolio untuk menunjukan hasil kerjamu pada calon client atau perusahaan. Portofolio ini bisa kamu bangun menggunakan tugas-tugas di kampus ataupun proyek pribadi. Bila memungkinkan, kamu juga bisa mencantumkan proyek dari tempat magang.
Di era modern ini, membangun relasi semakin mudah dengan adanya komunitas-komunitas online. Kamu bisa menyapa para senior dan alumni kampus lewat LinkedIn ataupun bergabung di komunitas film di media sosial. Pastikan juga kamu memiliki relasi baik dengan rekan-rekan kerja di tempat magang, dan teman-teman kuliah. Banyak jaringan yang akhirnya bisa membuka peluang kerja bahkan menjadi mentor untuk kamu.
Cari pengalaman dari program magang dan proyek-proyek pribadi. Kamu juga bisa mempertimbangkan proyek selain film komersil, misalnya membuat film dokumenter, membuat company profile, music video, dan masih banyak lagi.
Untungnya, kamu bisa mempelajari semua ilmu di atas lewat perkuliahan S1 di UNIVERSITAS BUNDA MULIA.
Ilmu perfilman merupakan hal yang bisa kamu pelajari di perkuliahan. Bukan hanya belajar teori film, kamu juga akan praktik lewat berbagai tugas, membangun network bersama alumni dan dosen yang sudah berkecimpung di dunia film, dan belajar bersama ribuan mahasiswa lainnya yang memiliki passion serupa. Di sinilah kamu bisa mengumpulkan bekal untuk menjadi seorang Sutradara yang baik.
Di Universitas Bunda Mulia, ilmu perfilman ada di bawah program studi Desain Komunikasi Visual, tepatnya dalam peminatan Commercial Filming.
Selama semester awal kamu akan belajar ilmu-ilmu dasar mengenai komunikasi visual sebagai bekal untuk memilih peminatan. Kemudian, saat memasuki semester ketiga, kamu bisa memilih untuk belajar film di peminatan Commercial Filming.
Lewat peminatan Commercial FIlming, kamu belajar cara membuat skenario dan storytelling. Kamu juga akan belajar tentang storyboard untuk film, cara melakukan pengambilan gambar dengan kaidah sinematografi, kemampuan mengolah suara untuk keperluan rekaman, juga efek suara dan musik untuk keperluan film.
Sistem pembelajarannya bukan hanya di kelas, tapi juga di berbagai studio yang dimiliki Universitas Bunda Mulia. Contohnya The UBM Digital Media Studio dan The UBM Sound Design Studio.
Lihat berbagai fasilitas Universitas Bunda Mulia di sini.
Setelah membaca artikel di atas, apakah kamu semakin yakin menempuh karir sebagai seorang sutradara?
Dapatkan informasi selengkapnya mengenai perkuliahan S1 Desain Komunikasi Visual di UBM dan peminatan Commercial Filming dengan cara hubungi atau kunjungi kami di
KAMPUS ANCOL
Jalan Lodan Raya No.2, Jakarta Utara 14430
No Telp: 021 690 9090
KAMPUS SERPONG
Jalan Jalur Sutera Barat Kav. 7-9, Alam Sutera, Tangerang, Banten 15143
No Telp: 021 8082 1428
Temukan juga kami di berbagai platform media sosial di bawah ini:
Instagram klik di sini
Youtube klik di sini
Tiktok klik di sini
WhatsApp klik di sini
Universitas Bunda Mulia, Bridging Education to the Real World!
READ MORE
Lulusan DKV Kerja Apa? Ini Prospek Kerja DKV Terbaru Tahun 2024!
Keep Exploring.
360 Virtual Tour
Berita UBM