Walaupun masih dalam masa pandemi Covid-19 dan menggunakan media online, Biems Theater tetap melakukan salah satu tradisi tahunannya yaitu pementasan inagurasi.
Pementasan inagurasi ini dilakukan dalam rangka penyambutan anggota baru Biems Theater dan sekaligus merayakan ulang tahun Biems Theater Universitas Bunda Mulia Alam Sutera yang ke 3. Unit Kegiatan Mahasiswa Biems Theater mengadakan Pementasan MINION “Mini Inagurasi Online” yang diadakan pada hari Minggu, 31 Januari 2021. Pementasan MINION ini Menampilkan 8 pementasan monolog yang diperankan oleh anggota baru Biems Theater, tidak hanya itu panitia-panitia, astrada, pimpinan produksi, pembuat naskah, pengurus properti,make up, kostum, dokumentasi, musik, dan editing juga dipegang oleh anggota baru Biems Theater yang dipimpin oleh Badan Pengurus Harian (BPH) masing-masing divisi.
Pementasan MINION yang disutradarai oleh Pelatih UKM Theater UBM Kampus Serpong yaitu Fariz Septian Alam, S. Kom ini mebawakan 8 judul naskah yang berbeda.
Judul pertama yang ditampilkan adalah “THE PEOPLE PLEASER”, bercerita tentang seorang mahasiswi perempuan yang mengikuti kuliah online dengan santai selama masa pandemi COVID-19. Ia bisa melakukan banyak hal ketika sedang kelas seperti ngemil dan maskeran tanpa harus memperdulikan pakaiannya. Ia juga bisa begadang setiap hari untuk menonton berbagai drama Korea yang ia gemari. Namun, Ailyn adalah seorang remaja dengan sifat people pleaser yang ingin menyenangkan hati teman-temannya dengan mengerjakan PR. Namun nyatanya, kini ia stress dengan adanya tugas-tugas ekstra tersebut.
Dilanjutkan dengan judul ke dua “REDUPNYA CAHAYA” yang menceritakan seorang perempuan bernama Anna yang lahir di keluarga biasa dan di adopsi oleh tante dan omnya yang cukup kaya. Sejak kecil Anna sangat berharapbahwa situasi rumit yang dijalaninya bisa menjadi alasan untuk tetap bahagia.Namun, saat beranjak remaja semuanya berubah menjadi mencekam dan mulai saat itu semuanya hanya menyerang mental Anna. Kepribadian Anna yang ceria dan periang berubah menjadi berhati dingin dan pendiam kemudian ia berpikir untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik walaupun dengan berpura-pura.
Masuk ke judul yang ke tiga ”KARIN” yang menceritakan tentang Seorang gadis muda yang merasa terpojok oleh adanya ketidakadilan dunia. Sedih dan kecewa atas semua jalan yang ia pilih, dan akhirnya semua amarah yang terpendam dapat diluapkannya. Ditengah amarah tersebut, terdapat suatu resolusi. Yaitu suatu resolusi yang membuatnya bertahan dan menemukan sebuah harapan dan janji.
Judul ke empat “BOCCHI” bercerita tentang Kisah seorang ibu yang menyesal karena tidak bisa melawan egonya sehingga menyebabkan salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Dilanjutkan dengan pementasan ke lima yang berjudul “DILEMA LOVERA” dalam judul ini menceritakan akibat dari Pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita semua untuk kuliah secara online. Begitu juga Lovera, seorang remaja perempuan piatu yang belum pernah merasakan yang namanya kuliah tatap muka langsung dan dikenal sebagai“angkatan corona”. Namun, suatu hari, Lovera mendapati kabar bahwaayahnya di-PHK dikarenakan COVID-19 membuat perusahaan tempat ayahnya bekerja mengalami penurunan pemasukan.
Lalu masuk ke pementasan ke enam yang berjudul “TERANG YANG MEMATIKAN”. Kisah ini meceritakan Anna yang sudah beranjak dewasa dengan rasa kesabaran untuk menahan segala rasa kecewa dan dendamnya. Perjuangannya tidak sia-sia untuk menunjukan pada keluarga dan teman-temannya bahwa ia ada di dunia ini. Namun, ditengah menjalani kehidupannya ada satu masalah yang tidak bisa Anna pendam begitu saja. Hingga akhirnya Anna berencana untuk membunuh semua keluarganya dan dirinya sendiri.
Selanjutnya pementasan ke tujuh yang berjudul “TEKA-TEKI KIRA”. Sehat? tidak. Gila? mungkin. Berbahaya? iya. Inilah seorang tawanan yang ditahan di penjara terketat. Hari demi hari, kisah baru selalu terceritakan. Ketika detektif datang untuk menginterogasinya, tawanan tersebut mengajaknya untuk bermain. Dibalik permainan tersebut ada tujuan yang tersembunyi. Sesuatu yang berbahaya, yang bersifat mematikan.
Dan yang terakhir pementasan berjudul “SAKAREPMU”. Pementasan terakhir ini menutup dengan adegan pemain yang memerankan seorang pria paruh baya bekerja sebagai penyapu jalanan. Setiap hari dia menyaksikan bagaimana kisah-kisah jalanan yang ia jumpai. Dia mulai menceritakan kisah-kisah yang tak bersangkutan tapi menjadi sebuah pertanyaan dan asumsi. Perjalanan kisahnya akan mengalir dari aspal jalanan hingga sejuknya AC ruangan berdasarkan suaranya sebagai seorang biasa.
Pementasan berjalan dengan lancar dan mendapatkan banyak respon positif dari para penonton. Semoga di pementasan selanjutnya Biems Theater dapat melakukan yang terbaik dan menghibur setiap peserta yang menonton.
BIEMS THEATER PUSHING YOUR EXPECTATION!!!
Universitas Bunda Mulia, Bridging Education to The Real World