Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015, Program Studi Manajemen Universitas Bunda Mulia mengadakan Seminar Nasional sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Sosial Science Week 2015. Seminar ini menghadirkan 3 (tiga) orang pembiacara yaitu, Bapak Raseno Arya SE, MM selaku Kepala Puslitbang Kebijakan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata RI, Bapak Arief Budiman selaku CEO Ocentrum yang bergerak dalam bidang Digital Agency, dan Bapak Gabriel (Direktur PT. MNC Guna Usaha Indonesia) yang membawakan materi Technopreneurship dan dipandu oleh Bapak Fahrul Riza (Dosen Prodi Manajemen UBM) sebagai moderator.
Acara ini berlangsung dari pukul 10:00 sampai dengan 12:00 bertempat di The UBM Hall, dihadiri oleh lebih kurang 200 mahasiswa yang merupakan gabungan dari para peserta lomba karya tulis ilmiah yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan para mahasiswa dari prodi Manajemen dan Akademi Pariwisata Universitas Bunda Mulia.
Topik pertama terkait kesiapan pariwisata Indonesia menghadapi MEA, Bapak Raseno memaparkan bahwa Indonesia masih tertinggal dengan Malaysia dalam kemampuannya menggali devisa dari sektor kepariwisatan. “Malaysia banyak melakukan event-event.yang mengundang berbagai negara baik dari pihak pemerintahnya maupun pihak pebisnis swastanya. Oleh karenanya dalam rangka menghadapi MEA ini Kemeterian Kepariwisataan telah menyusun rencana-rencana strategis untuk menggali potensi pariwisata dan meningkatkan devisa dari sektor kepariwisataan.
Selanjutnya topik Digital Marketing, Bapak Arief Budiman menyampaikan pentingnya membangun 3 (tiga) pilar utama agar digital marketing yang dilakukan sukses. “Ada 3 pilar supaya digital marketing menjadi sukses yaitu Communication, Channel dan Timeline” ujarnya. “Timeline menjadi sangat penting karena dalam dunia digital selera konsumen cepat berubah’ imbuhnya.
Topik terakhir membahas Technopreneurship yang dibawakan oleh Bapak Gabriel, beliau menantang para pemuda untuk bangkit agar tidak kalah dengan pemuda-pemuda lain dari Asia. Bapak Gabriel menuturkan bahwa untuk menjadi technopreneurhip mulailah dengan dari hal yang sederhana terlebih dahulu. “Dalam MEA nanti secara pasar Indonesia merupakan potensi besar bagi negara-negara lain, karena secara penduduknya Indonesia sudah 40 persen dari populasi ASEAN” ujarnya. “Oleh karena itu jangan sampai Indonesia menjadi pasar bagi negara lain, tapi kita harus menjadi produsen bagi negara lain” tambahnya.
Usai ketiga pembicara menyampaikan materinya, acara ditutup dengan penyerahan plakat dan piagam oleh ibu Lelly Christin (Kaprodi Manajemen) kepada masing-masing pembicara. Kesimpulan yang didapat dari acara ini adalah dengan adanya peningkatan kualitas SDM, kreativitas dan kemajuan teknologi, hendaknya kita dapat memanfaatkan momentum MEA ini untuk kebangkitan bangsa. Go Biemers.