Kuliah Tamu Chinese-Indonesian Interpreting bersama Lany Pairis “Am I good enough to be an Interpreter?”

Dalam kuliah tamu ini, Ibu Lany Pairis membahas jenis-jenis penerjemahan lisan yang saat ini dibutuhkan di dunia industri dan peluang karir terkait dunia penerjemahan lisan saat ini dan di masa yang akan datang. Ibu Lany Pairis juga membagikan tips bagaimana mempersiapkan diri agar dapat menjadi seorang penerjemah lisan profesional, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerjemahkan secara lisan, serta tips cara menerjemahkan secara lisan dengan baik. Demikian intisari dari kuliah tamu yang diselenggarakan oleh program studi Bahasa dan Budaya Tionghoa pada hari Kamis, 5 Maret 2015 bertempat di ruang 228 dengan tema “Am I good enough to be an Interpreter?”. Acara berlangsung selama 2 jam  dan dihadiri oleh sekitar 50  peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari program studi Bahasa dan Budaya Tionghoa.

“Am I good enough to be an Interpreter?” merupakan salah satu topik bahasan di dalam mata kuliah Chinese-Indonesian Interpreting dan kali ini mengundang narasumber dari industri dengan tujuan memberikan kesempatan dan membuka ajang diskusi khususnya bagi para mahasiswa untuk memperoleh wawasan dan informasi dari industri khususnya yang terkait dengan bidang Penerjemahan Bahasa Tionghoa.

Narasumber pada kuliah umum kali ini adalah Ibu Lany Pairis. Beliau merupakan penerjemah yang sudah sangat berpengalaman dan sudah lama menggeluti bidang penerjemahan baik lisan maupun tulisan, diantaranya pernah menjadi penerjemah lisan dalam acara konser Jay Chou di Indonesia.

Memasuki sesi diskusi, para peserta sangat antusias yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber, seperti bagaimana cara mengatasi ketegangan ketika melakukan penerjemahan lisan, pengetahuan dan wawasan apa saja yang harus dikuasai jika ingin menjadi penerjemah profesional dan lain-lain. Kegiatan ditutup dengan pemberian penghargaan kepada narasumber yang diberikan oleh Ibu Maria Caroline Cindy Iskandar. Beliau selaku Sekretaris Program Studi Bahasa dan Budaya Tionghoa UBM juga mengatakan bahwa kedepannya kegiatan-kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara konsisten sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara kontinu dengan berorientasi pada industri sesuai dengan  visi dari Universitas Bunda Mulia.

Go Biemers!