Jakarta, 22/10, UBM – Grafologi sebagai seni membaca karakter tulisan tangan telah dipelajari cukup lama, metode ini dapat dipergunakan dalam dunia psikologi dan penggiat psikologi komunikasi untuk mengetahui karakter kepribadian seseorang. Bertolak dari fenomena ini, program studi psikologi Universitas Bunda Mulia mengadakan seminar “Mastering the art of Graphology”, bertempat di ruang kaca auditorium Lantai tujuh yang dipadati lebih dari 250 peserta. Antusias peserta dari berbagai disiplin ilmu, baik dosen, praktisi, hingga mahasiswa tampak sejak awal sesi berjalan hingga sesi tanya jawab berakhir.
Jargon yang terpampang pada poster sebagai media publikasi yang diberbunyi : “temukan rahasia mengungkap potensi diri dan kepribadian orang lain dalam hitungan detik”, itulah yang dibuktikan dalam seminar selama tiga jam dengan mendatangkan seorang pakar dan konsultan grafologi Sapta Dwikardana, Ph.D., M.A. CBA., CH., CMHA. sebagai pembicara. “Grafologi merupakan sebuah ilmu empirik, tidak seperti pseudo science yang selama ini diterapkan pada beberapa jenis teknik meramal dengan perantara media untuk melihat kepribadian seseorang”, ungkap Sapta. Mengusung LCD projector khusus yang diperlengkapi dengan kamera, beberapa peserta yang mengajukan tulisan untuk dibaca karakter kepribadiannya oleh pembicara yang telah memperoleh Certified Trainer and Master of Handwriting Specialist tersebut dapat ditayangkan pada giant screen, sehingga mudah disimak oleh para peserta lainnya. “Dalam seminar ini anda dapat mempelajari arti dibalik tulisan tangan, bahkan mengetahui potensi dan kekuatan diri dengan tingkat keakuratan lebih dari 90%”, ujar Maria Dwi Yanika HN, S.Psi., M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi Universitas Bunda Mulia saat membuka acara seminar tersebut.
Menurut penuturan pembicara yang berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam Ilmu Sosial dari Katholieke Universiteit Leuven (KUL) Belgium, bahwa “tulisan tangan seseorang pada selembar kertas dapat mengidentifikasi orientasi kehidupannya”. Orientasi kehidupan yang dimaksud disini, meliputi : orientasi pada masa lalu, masa kini yang sedang dijalani , bahkan masa depan termasuk cara berpikir, interaksi sosial, minat serta hal lain yang terkait dengan kepribadiannya. “Orang yang cenderung menulis di daerah kertas bagian kiri akan cenderung mengintepretasi diri sendiri, keluarga, dan orang di sekitarnya terkait di masa lalu, bahkan hingga trauma yang dihadapi di masa silam” tambahnya. Hal tersebut yang selama ini digunakan sebagai sarana bagi pembicara sekaligus Handwriting Therapist dalam menangani pasien-pasien terkait dengan masalah kepribadian yang dimilikinya.
“Berbekal materi ini dengan mudah dapat mengidentifikasi kepribadian orang-orang sekitar termasuk pasangan hidup kita, sehingga komunikasi yang terjalin dapat berlangsung secara efektif” ujar Marta Lenah Haryanti, S.Kom., M.Kom. selaku dosen program studi Sistem Informasi hadir sebagai peserta. “Penulis seni kaligrafi tionghoa dapat dimaknai pula kepribadiannya, namun untuk sementara ini hanya dapat diaplikasikan oleh para ahli grafologi di daratan Tiongkok” sanggah Nely, BA., Devina Ardiansyah, BA. dan Maria Caroline Cindy Iskandar, S.S. sebagai dosen program studi Budaya dan Bahasa China turut hadir dalam seminar. “Grafologi merupakan applied science dari interpesonal communication pada studi psikologi komunikasi” tambah Rustono Farady Marta, S.Sos., M.Med.Kom. dosen pengampu matakuliah Psikologi Komunikasi yang merasa beruntung karena diperkenankan berpartisipasi, begitu pula Ruzqiyah Ulfa, S.Sos., M.Si. dosen pengampu matakuliah Komunikasi Antar Pribadi dari program studi ilmu komunikasi. “Aplikasi grafologi bahkan dapat mengungkap tindak kriminalitas atau pemalsuan pada bidang forensik” tegas Idah Niswati, S.Psi, M.Psi. yang berprofesi sebagai psikolog sekaligus dosen program studi psikologi UBM.
Hambatan yang timbul saat berkomunikasi dapat diminimalisir, bila pembaca dapat melihat unsur psikologis khususnya kepribadian melalui tulisan tangan atau korespondensi penulisnya. (FRD)